aktaduma.com, Atambua- Pilkada Belu telah selasai di laksanakan, namun banyak menyisakan pertanyaan dari masyarakat Kabupaten Belu hingga ke DPRD soal netralitas Bawaslu Belu soal diduga tebang pilih laporan dari masing-masing pasangan calon (Paslon) Bupati dan wakil Bupati.
Hal tersebut ramai diperbincangkan setelah surat pemberitahuan status laporan dari salah satu Paslon yang dikeluarkan Bawaslu Kabupaten Belu setalah selesai pencoblosan pilkada sedangkan laporan tersebut diterima sebelum pencoblosan dan ada dugaan Bawaslu Belu main mata dengan Paslon petahana Bupati Agus Taolin dengan tagline Satu Hati.
Kepada media ini ketua komisi 1 DPRD Belu Edmundus Tita mengatakan surat status laporan dari Bawaslu Belu membuat blunder.
“Kenapa surat status laporan keluar setelah selesai pemilihan sedangkan itu sangat merugikan Paslon lain seperti 01,03 dan 04 karena di masa tenang Pemerintah tetap bagi bantuan dan melanggar Surat Edaran Resmi KEMENDAGRI Nomor : 800.1.12.4/5814/sj tanggal 13 November 2024 tentang PENGHENTIAN SEMENTARA PENYALURAN BANSOS MENJELANG PILKADA.,” kata ketua komisi 1 DPRD Belu Fraksi Partai Nasdem Edmundus Tita, Rabu (04/12/2024).
Menurut Edmundus Tita Bawaslu Belu bekerja tidak maksimal dan tidak jeli terhadap laporan dari Paslon lain sehingga terlihat sangat merugikan Paslon lain.
“Semua bantuan apapun baik sosial anggaran dari pemerintah itu dilarang menjelang pencoblosan, kenapa laporan dari pak Yulius Kono itu Bawaslu tidak langsung tanggapi sedangkan H- 1,2 saja bantuan masih dibagi nah ketika ada laporan itu mereka diam setelah hasil pilkada selesai baru respon, ada apa. Kenapa saat laporan tidak merespon?” Ujarnya.
Selain itu Edmundus Tita juga mengatakan sebelum hasil pilkada diketahui atau masa kampanye laporan dari Paket Sahabat Sejati tidak merespon namun dari paket satu hati langsung direspon.
Dilanjutkannya soal saling lapor melapor yang korbankan ASN yang bergolongan rendah hendaknya dihentikan.
“Soal laporan antar ASN sebaiknya stop sudah, soal laporan group satu hati tidak dilaporkan sedangkan sahabat sejati dilaporkan. Sebaiknya politik jangan baku bunuh karena kita orang Belu semua. Saya harap tidak ada lagi saling lapor melapor biar saja mereka kerja karena sudah damai dan sudah habis Pemilu,” tutup Edmundus Tita.