
aktaduma.com, Kupang- Dimotori Aliansi Jurnalis Independen (AJI) NTT, Djemi Amnifu, Ketua Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) NTT,sukses menjadi jembatani perdamaian antara wartawan media online Aktaduma.com, Adrianus Dedy Dasi dengan Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti Kupang, Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Joao Xavier Barreto Nunes, S.E., M.M., di Markas Komandan Resor Militer (Korem) 161/Wira Sakti Kupang.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir dua jam tersebut, turut hadir John Gerimu, Sekretaris, Ryan Nong, Ketua Bidang Litigasi, Simon Selly, Anggota Bidang Advokasi, Ferdy Maktaen, S.H., dihadiri oleh wartawan dari berbagai media dan para pejabat TNI di lingkup Korem 161/Wira Sakti Kupang.
Ketiganya hadir mewakili solidaritas dari tiga organisasi pers nasional: IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia), PWI (Persatuan Wartawan Indonesia), dan AJI, pada Rabu (03/07/2025).
Pertemuan tersebut kental dengan suasana silaturahmi antar anak dan bapak sekaligus membangun komunikasi.
Dalam semangat membangun komunikasi yang sehat dan saling menghormati antara institusi TNI dan insan pers, Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, S.E., M.M., menerima kunjungan klarifikasi dari Adrianus Dedy Dasi, pemilik media online Aktaduma.com, di Ruang Sonbai Makorem 161/Wira Sakti, Jalan W.Z. Lalamentik, Oebufu, Kota Kupang.
Suasana diskusi berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan, diawali dengan pembahasan mengenai pembangunan daerah Nusa Tenggara Timur, khususnya di sektor pertanian kawasan perbatasan yang dinilai masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah pusat dan daerah.
Membuka pembicaraan, Danrem Nunes menyampaikan keinginan dirinya yang beritikad baik untuk bertemu dan mengklarifikasi berita dari wartawan media daring Aktaduma.com, Adrianus Dedy Dasi, tidak diindahkan.
“Saya meminta anggota saya mencari dan menghubungi Adrianus ini agar bisa datang bertemu secara langsung, sehingga bisa mengklarifikasi berita yang ditulisnya. Tapi Adrianus sulit ditemui, sehingga kesannya tidak mau bertemu dengan saya. Tidak ada maksud lain, hanya saya ingin bertemu, itu saja,” jelas Danrem Nunes.
Danrem Nunes mengatakan, dirinya tidak mengetahui kalau percakapan antara dirinya dengan wartawan Aktaduma.com, Adrianus Dedy Dasi adalah sebuah wawancara.
“Saya tidak menyangka apa yang kami percakapan sebagai sahabat di WhatsApp itu akan dijadikan berita oleh Aktaduma. Akhirnya berita itu ditanggapi secara keliru oleh pihak lain, dan menjadi persoalan hukum,” jelasnya.
Menengahi pembicaraan, Djemi Amnifu menjelaskan terkait kehadiran KKJ yang mewakili Adrianus selaku wartawan Aktaduma.com, menjadi lembaga yang berfokus pada keselamatan wartawan.
“Kami menerima kritik terhadap kinerja kami sebagai wartawan, termasuk kritik terhadap teman kami (Adrianus-red). Sebagai Ketua AJI dan Penasehat KKJ, mewakili teman-teman, saya mengapresiasi cara pak Danrem dalam menyikapi persoalan ini. Pak Danrem tentu punya kekuasaan untuk menggunakan cara-cara yang lebih ekstrim, tetapi pak Danrem justeru memakai pendekatan yang sangat baik untuk membuka komunikasi dengan wartawan,” jelas Djemi.
Hal senada juga disampaikan John Gerimu, ”kami berterima kasih atas ruang diskusi yang dibuka pak Danrem. Saya mewakili Adi (Adrianus-red), meminta maaf atas miskomunikasi yang terjadi antara saudara Adi dengan pak Danrem. Kami akan selalu mendorong agar semua wartawan bisa menjalankan kerja jurnalistik sesuai dengan kaidah dan aturan-aturan pers yang berlaku,” ujar John.
Menutup diskusi terkait kesalahpahaman dan miskomunikasi yang terjadi antara Danrem dan Aktaduma.com, Ferdy Maktaen menyarankan agar kedua belah pihak sebaiknya dapat berkomunikasi dengan lebih cair dan menghilangkan sekat yang terjadi antara tentara dan wartawan.
“Kami disini datang sebagai anak kepada orang tuanya, saya mohon agar kita bisa menghapus sekat yang ada, sehingga ini bukan diskusi antara tentara dan wartawan, tetapi antara orang tua dan anaknya. Mungkin dengan begitu kita bisa saling memaafkan dan memahami situasi masing-masing pihak,” tutup Ferdy.
Menanggapi pernyataan – pernyataan tersebut, Danrem 161/Wira Sakti mengatakan, dirinya terbuka kepada semua wartawan dan insan pers untuk melakukan konfirmasi terkait pemberitaan kapan saja dan dimanapun Tempatnya.
“Sebagai seorang komandan, selalu terbuka untuk semua wartawan yang mau melakukan konfirmasi pemberitaan kapan saja waktunya. Tetapi kalau ada chating lewat WhattsApp terkait obrolan sebagai teman, ya jangan dibuat jadi berita ya,” jelas Danrem Nunes sambil tertawa.
Setelah bersalaman dan berpelukan yang menandakan akhir dari perseteruan keduanya, Adrianus juga menyampaikan permintaan maaf atas miskomunikasi yang terjadi antara dirinya dengan Danrem Nunes.***