Aktaduma.com,Atambua- Salah satu dari Lima pelaku pengrusakan plakat dan lampu hias di monumen tugu Seroja Halilulik diduga merupakan cucu dari Bupati Belu Agustinus Taolin.
Dari kelima remaja tersebut 4 orang merupakan siswa pelajar Sekolah Menengah Terpadu (SMT) Hati Tersuci Maria(HTM) Halilulik yang melakukan pengrusakan monumen seroja Halilulik sudah ditangani pihak unit perlindungan perempuan dan anak Polres Belu.
Dikonfirmasi media ini, Kapolsek Tasifeto Barat (Tasbar) IPDA Sam Ihim membenarkan peristiwa itu dan sudah dilimpahkan ke Polres Belu.
“Yah benar anak sekolah SMA HTM Halilulik,mereka sudah ditangani unit PPA polres belu.karena mereka(pelaku) dibawah umur jadi di tangani secara khusu,”jelas pimpinan Polsek Tasifeto Barat, Sabtu (11/5/2024).
Selain itu kepala bank NTT cabang Atambua Adrianus M Pontus kepada media ini mengatakan meskipun salah satu plakat milik bank NTT juga turut dirusak dirinya menyerahkan sepenuhnya ke Pemda Belu dan aph.
“Selamat pagi adik, belum bisa kasi komentar ee..biar di urus pihak berwajib ya.. dan pemerintah 🙏” ucap Adrianus M Pontus, melalui pesan singkat.
Untuk diketahui Bupati Belu Agustinus Taolin belum merespon saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Sekilas informasi soal monumen tugu Seroja Halilulik, Untuk diketahui Monumen Perjuangan Seroja dibangun pada bulan Juni tahun 1990 dan diresmikan pada 17 Agustus 1990 oleh Bupati saat itu yakni Kol (Inf). Ignasius Sumantri.
Alasan bangunan Monumen Perjuangan Seroja di bangun di Halilulik dikarenakan sejak tahun 1975, Halilulik menjadi tempat eksodus besar-besaran arus pengungsian dari wilayah Timor-Timur ke Indonesia.
Para pengungsi itu merupakan tahanan perang, tahanan politik yang pro kemerdekaan Timor-timur yang ditangkap TNI dari hutan-hutan dan gunung-gunung Timor-Timur dan juga masyarakat yang pro Indonesia Sejak awal pembangunan.
Monumen Seroja terdiri atas: Prasasti sejarah, relief kekuatan angkatan darat, relief kekuatan angkatan laut dan relief kekuatan angkatan udara Indonesia, serta sebuah patung prajurit TNI yang sedang mengangkat tangan sambil memegang senjata pada puncak monumen Seroja tanda kemenangan dalam sebuah pertempuran dalam operasi Seroja di Timor-Timur.
Monumen Seroja itu akhirnya direnovasi kembali oleh Bupati dr. Agustinus Taolin dengan menghilangkan beberapa hal historis pada monumen seperti, prasasti sejarah, relief kekuatan angkatan darat, relief kekuatan angkatan laut dan relief kekuatan angkatan udara Indonesia, dan dirubah nama menjadi MONUMEN SEROJA IGNATIUS SUMANTRI, sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati Belu Nomor : 187/HK/2023, tanggal 9 Agustus 2023.