Atambua, Aktaduma.com- Food Estate Rotiklot,Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, NTT, dianggap gagal total. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya perawatan di beberapa blok yang di penuhi rumput hingga tiang-tiang springkel tidak kelihatan.
Terlihat, program itu mubazir dan hanya membuang-buang anggaran. Dimana total anggaran untuk Food Estate Rotiklot mencapai Rp 23.458.602.000, baik untuk pengadaan alsintan, benih jagung dan padi, pupuk dan pengembangan SDM petani maupun penyuluh pertanian.
Salah satu masyarakat Fatuketi sebut saja Edy (samaran) kepada awak media mengatakan Food Estate Rotiklot di blok A sangat memprihatinkan karena tidak terurus.
“Di blok A rumput sudah menutupi tiang-tiang springkel, itu sama saja buang-buang anggaran karena sudah tau kondisi tanahnya seperti itu tapi masih saja di tanami sorgun dan hasilnya tidak memuaskan,” kata Edy, Senin 25/04/2022.
Selain itu Edy mengatakan penanaman sorgun sangat tidak menguntungkan karena tidak mempunyai nilai jual dan minat masyarakat.
“Kita rugi tanam sorgun sapa yang mau beli sebagian masyarakat pasti tidak tau kelola untuk di konsumsi dan dipasaran juga tidak ada yang mau beli,” ujar Edy.
Dari pantauan awak media lokasi tersebut dipenuhi rumput dan tidak terurus, saat dikonfirmasi kepala dinas pertanian Kabupaten Belu mengatakan lokasi di blok A akan dirubah karena tidak cocok untuk ditanam MT 1 dan 2.
“Itu tanah buangan dari bendungan Rotiklot sehingga tidak cocok untuk di tanam sorgun,” pungkas kepala dinas pertanian Kabupaten Belu Gela Lay Rade.
Namun fakta di lapangan lokasi di blok A sudah merupakan bagian dari food estate rotiklot yang menjadi perhatian bagi kementrian pertanian dan presiden Jokowi yang tidak terurus sedangkan Anggaran sudah dikucurkan untuk lokasi tersebut.
Selain itu sebelumnya ditulis media ini, Jagung yang ditanam Presiden Joko Widodo di lokasi Food Estate Rotiklot, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, NTT, Kamis 24/03/2022 atau sebulan lalu gagal total.
Dari pantauan awak media jagung yang ditanam di areal Food Estate seluas 53 hektare itu tak terlihat tumbuh. Bahkan pada areal itu hanya ditumbuhi gulma dan menjadi tempat piaraan kambing.
Terlihat, program itu mubazir dan hanya membuang-buang anggaran. Dimana total anggaran untuk Food Estate Rotiklot mencapai Rp 23.458.602.000, baik untuk pengadaan alsintan, benih jagung dan padi, pupuk dan pengembangan SDM petani maupun penyuluh pertanian.Plt.
Kepala Dinas Pertanian Belu, Gela Lay Rade yang dikonfirmasi Sabtu (23/4/2022) menyebutkan, pasca penanaman simbolis oleh Presiden Jokowi, pihaknya belum melanjutkan penanaman, karena petani takut jaringan sprinkle tidak maksimal seperti saat Musim Tanam (MT) 1 Agustus 2021 lalu.
Pihaknya kata dia, sudah pertemuan beberapa kali dengan petani untuk dilanjutkan. Penanaman lanjutan akan dilakukan pada Mei nanti, dengan beberapa penyesuaian metode agar bisa berhasil.
“Mei nanti kami akan lanjutkan penanaman jagung dengan penyesuaian metode,” katanya.
Soal jagung yang ditanami Presiden tidak tumbuh, ia mengatakan sebenarnya tidak ada masalah. Hal itu terjadi petanis khawatir sprinkle tidak bisa maksimal.
“Tapi dalam pertemuan, petani sudah diberikan penjelasan dan mereka sudah siap,” ujarnya.
Selain itu salah satu petani di food estate Kornelis saat ditemui awak media mengatakan springkel yang terpasang sudah dicabut sehingga untuk pengairan tidak berfungsi.
“Karena tida tanam jagung, lahan saya bersih ya saya tanam kacang hijau namun ditegur oleh orang pertanian dan jelaskan ke mereka dari pada lahan kosong ya saya tanam walaupun springkel nya sudah di cabut,” kata Kornelis.
Namun dalam pernyataan kadis pertanian Belu bantah akan kegagalan tersebut.***
Editor: ADRIANUS DEDY DASI