Atambua, Aktaduma.com- Lahan yang ditanam Presiden Joko Widodo di lokasi Food Estate Rotiklot, Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, NTT, Kamis 24/03/2022 atau sebulan lalu gagal total kini nampak sudah mulai menghijau.
Jagung di lahan Food Estate ini ditanam ulang pada bulan lalu di lahan seluas 16 hektare. Dan sebelumnya dipenuhi oleh ternak kambing.
Pantauan awak media di lahan Food Estate, Kamis 12 Mei 2022, nampak jagung sudah tumbuh setinggi satu jingkal orang dewasa.
Para petani yang ditemui di lahan nampak begitu bersemangat melakukan penyiangan gulma di sela-sela tanaman jagung yang tumbuh subur.
Selain merawat jagung yang sudah tumbuh, para petani juga masih sementara menanam di sebagian lahan yang belum selesai ditanami.
Maria Yolenta Kiik, Ketua lahan Blok C mengatakan bahwa dengan menggunakan sistim pengairan mengaliri got, jagung yang mereka tanam 2 pekan lalu nampak lebih subur.
Saat ini jelas Yolenta, ia bersama anggota kelompok tengah melakukan penyiangan dan pencegahan hama.
Selain itu, lanjut Yolenta, para petani juga sementara memepersiapkan lahan agar ditanam tanam lain dengan sistim tumpang sari.
“Jagung sudah tumbuh dan ini kami yakin akan berhasil karena air sudah cukup. Kemarin sempat ada hambatan karena sistim pengairan pakai sprinkle tidak cukup untuk mengairi lahan seluas ini. Sekrang kami langsung alirkan airnya jadi jagung tumbuh subur,” ujar Yolenta diamini anggota kelompok lainnya saat ditemui di lahan Food Estate di Rotiklot desa Fatuketi.
Disaksikan awak media, para petani tengah mempersiapkan lahan guna ditanami kacang hijau dan sayuran-sayuran.
“Kami bersama petugas dari dinas Pertanian kabupaten Belu sementara bersihkan bedeng supaya ditanami kacang hijau, kangkung darat dan sayur-sayuran lainnya.
Para petani mengaku sangat berterima kasih kepada Kementerian Pertanian yang telah menyediakan semua kebutuhan baik bibit, pupuk maupun obat-obatan serta alsintan yang digunakan untuk berproduksi.
Tidak hanya itu, mereka juga berterima kasih kepada Dinas Pertanian kabupaten Belu karena setiap hari selalu ada petugas yang mendampingi para petani di lahan.
“Kami senang karena tidak hanya bibit, pupuk dan obat serta alat yang kami dapat tetapi kami juga diberi kesempatan untuk belajar menambah pengetahuan. Baru-baru dari Kementerian undang kami 30 orang petani ikut pelatihan di Kupang,” akui Maria salah satu petani yang terlibat mengolah lahan Food Estate.***
Editor: ADRIANUS DEDY DASI