
aktaduma.com, Atambua- Bupati Belu dr. Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM, yang memiliki nama asli Taolin Agustinus dan lebih populer dengan panggilan Agus Taolin bersama wakil Bupati Drs Aloysius Haleserens dalam masa jabatan di periode 2021/2025 banyak ditemukan kegagalan dalam program prioritasnya.
Dilansir dari nttonlinenow.com, Adapun visi dan misi Paslon Bupati dan Wakil Bupati Belu Agus-Aloysius pada tahun 2020 diantaranya ;
1. meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap program-program pembangunan berlandaskan nilai agama yang toleran berbudaya lokal.
Dalam hal ini tentunya seluruh pelosok masyarakat Kabupaten Belu melihat yang sebenarnya, apa perubahan yang signifikan dari program tersebut? Maka bisa dikatakan atau diduga gagal total.
2. Reformasi Birokrasi dalam pemerintahan yang bersih, efektif, akuntabel, berbasis teknologi informasi.
Baca juga; https://aktaduma.com/kabag-humas-protokol-belu-tak-paham-alur-kerja-media-diduga-angkat-taro-jabatan-oleh-bupati-agus-taolin/
Dalam program kedua yaitu reformasi birokrasi selama AT-AHS menjabat banyak terjadinya banyak PLT menjabat melebihi batas dan diduga ipar dari Bupati Belu rangkap jabatan dari Dinas Kesehatan hingga PLT direktur RSUD mgr Gabriel Manek SVD Atambua.
Baca juga; https://aktaduma.com/anggota-dprd-belu-pemda-belu-saat-ini-sangat-borok-begini-penjelasannya-soal-apbd-belu-yang-per-tahun-1-triliun-dan-peran-dprd/
Serta diduga angkat taro PLT kepala dinas yang tidak mengerti tupoksi nya yang mengakibatkan banyak masalah seperti dinas pupr yang tidak membayar gaji teko hingga dilaporkan ke polres Belu.
3. meningkatkan pembangunan di bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi dan indeks pembangunan manusia.
Baca juga; https://aktaduma.com/miris-sekolah-di-belu-perbatasan-ri-rdtl-ini-masih-menggunakan-dinding-bambu/
Dalam bidang pendidikan kabupaten Belu sendiri masih banyak sekolah yang tidak diperhatikan pemerintah seperti masih banyak anak-anak yang putus sekolah bahkan bantuan PIP diduga diatur untuk kepentingan politik semata.
Baca juga; https://aktaduma.com/janji-manis-bupati-belu-tidak-terealisasi-warga-segel-puskesmas-dan-sekolah/
Dibidang kesehatan pelayanan kesehatan gratis di hentikan sebelum usai masa jabatan yang menyengsarakan masyarakat hingga saat ini dan diduga akibat kalah politik hingga mengorbankan masyarakat kcil demi napsu dan haus akan kekuasaan.
Baca juga; https://aktaduma.com/ketua-komisi-3-dprd-belu-setelah-kalah-agus-taolin-jadi-kekanakan-dengan-pernyataan-membodohi-masyarakat-dan-tidak-jentelmen-jangan-tatuanan/
Namun pembangunan minim terlihat dan hanya mendatangkan alkes yang nilainya fantastic namun menjadi mubazir dan diduga untuk kepentingan pribadi seorang bupati (dokter).
4. mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis pertanian, kelautan, pariwisata dan industri kreatif.
Baca juga; https://aktaduma.com/dana-exploitasi-ppl-kabupaten-belu-disunat-dan-tak-kunjung-dibagikan-diduga-untuk-kepentingan-salah-satu-paslon-pilkada-2024/
Dalam bidang pertanian masyarakat masih keluhkan pupuk subsidi hingga gagal panen seperti yang terjadi pada tahun 2023 lalu, masyarakat kewalahan mencari pupuk namun pupuk subsidi malah di jual ke negara lain yang kasusnya menggantung hingga saat ini di Polres Belu.
Baca juga; https://aktaduma.com/pengadaan-sapi-didesa-naitimu-dinilai-tak-tepat-sasaran-diduga-kepala-sekolah-dan-keluarga-bupati-kuasai-bantuan/
5. melakukan percepatan pembangunan desa dalam penguatan lembaga, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan produk unggulan desa.
Entah apa produk unggulan desa yang mencuat selama 4 tahun menjabat namun dalam penelusuran media ini program tersebut tidak nampak. Sedangkan penggelapan pupuk subsidi ke negara Timor Leste hingga kini terdiam.
6. melestarikan ketersediaan infrastruktur jalan, tranportasi, perairan, pemukiman, prasarana lingkungan menuju aktivitas sosial kemasyarakatan.
Dalam infrastruktur jalan terdapat berbagai masah yang menggantung hingga saat ini seperti jalan weberemuti-talerun yang kasusnya terdiam di kejaksaan tinggi.
Untuk rumah layak huni sendiri masih terdapat rumah reot masyarakat yang tidak mampu namun diduga karena kepentingan politik bantuan tersebut harus berpihak ke sanak famili dan kroni-kroninya.
7. pokok kesadaran berperilaku masyarakat dengan jaga kelestarian lingkungan.
Dalam kelestarian lingkungan bahkan hutan lindung milik Pemda Belu seperti hutan jati di kecamatan Tasifeto Barat dan raimamuk habis dibabat tanpa ada satu pelaku pun ditangkap namun Pemda Belu melalui dinas kehutanan diduga tutup mata.
Menurut Paslon Bupati Agus, paketnya akan membuat Desa unggulan di Kabupaten Belu ini yang pada akhirnya mengubah Kabupaten Belu menjadi kabupaten unggulan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan akan menyumbangkan NTT menjadi unggulan di Indonesia.
Baca juga; https://aktaduma.com/guru-tekoda-belu-belum-dibayar-upah-plt-kadis-pendidikan-bungkam-jawaban-sekda-mengejutkan/
Dari desa unggulan hingga saat ini hanya sebuah janji kampanye belaka pasalnya hingga masa akhir jabatan belum ada desa unggulan yang ditetapkan seperti janji tersebut.
Ditambah lagi seperti dilansir dari nusrainside.com, Bupati Belu Agus Taolin gagal mendatangkan air bersih dari bendungan Rotiklot untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga kota Atambua, kabupaten Belu sebagaimana yang ia janjikan pada Pilkada Belu 2020 lalu.Sebab, hingga masa jabatan akan berakhir, tak setetes pun air dialirkan dari Bendungan Rotiklot untuk warga kota Atambua.
Untuk diketahui ulasan tersebut dirangkum dari berbagai sumber dan penelusuran media ini terkait masa kepemimpinan Bupati Agus Taolin dan wakil Bupati Belu Alo Haleserens.
Catatan; part 2 akan diulas secara tuntas soal bantuan jps,tekoda dan dugaan korupsi di kabupaten Belu baik di Pemda hingga desa-desa. Keterlibatan ASN dalam masa kampanye dan ketidaknetralan saat pemilukada 2024 dengan dugaan campur tangan Sekda Belu.