Aktaduma.com,Atambua- Penyelidikan dugaan korupsi dana hibah Degranasa Kabupaten Belu tahun anggaran 2022 senilai Rp 1,5 miliar oleh Polres Belu mendapat dukungan dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Nusa Tenggara Timur (NTT) dan di Kabupaten Belu.
Salah satu dukungan pemberantasan dugaan korupsi itu datang dari Ormas Pemuda Pancasila NTT sekaligus praktisi hukum, ketua MPW Adrianus Agal, S.H.,M.H.
Kepada media ini Andrianus Agal mengatakan, menanggapi berita terkait dugaan korupsi atas dana hibah Degranasa Kabupaten Belu tahun 2022 sebesar 1,5 miliar dimana pengguna anggaran adalah Freni Taolin yang merupakan istri Bupati Belu harus diusut tuntas.
“Apa yang sedang dilakukan Polres Belu betul-betul menjalankan tugasnya dengan benar dan saya secara khusus meminta kepada Kapolres Belu AKBP Richo Nataldo Devallas Simanjuntak, S.I.K untuk tegas dan berani menyelidiki sampai tuntas terhadap dugaan korupsi dana Degranasa sebesar 1, 5 miliar ini untuk diusut tuntas.” Kata ketua MPW sekaligus praktisi hukum Adrianus Agal, S.H., M.H. kepada wartawan aktaduma.com, Jum’at (05/04/2024).
Dilanjutkannya, Jadi atas dugaan kuat Freni Taolin jika penyidik dalam hal ini sebagai Kasat Reskrim IPTU Djafar Awad Alkatiri, harus berani melakukan penyelidikan secara terbuka agar terang benderang.
“Saya meminta dengan tegas agar Kasat Reskrim Polres Belu mengawal secara khusus perkara ini karena mengakibatkan kerugian negara, jadi saya selaku praktisi hukum dan sebagai ketua pemuda Pancasila Provinsi NTT mendukung Kapolres Belu untuk mengusut tuntas dana Degranasa,” ujarnya.
Selain itu Adrianus Agal dengan tegas mengatakan jangan pernah bermain-main dengan kasus Degranasa.
“Jangan pernah bermain-main menangani kasus ini, jika mempunyai 2 alat bukti yang kuat penyidik dan Kasat Reskrim harus segera menetapkan tersangka terhadap Freni Taolin,” pungkasnya.
Dari tempat yang berbeda, Ketua MPC Pemuda Pancasila Belu, Maksi Tahoni, A.Md kepada media ini, Jum’at (5/4/2024) dengan tegas mendukung penyelidikan dugaan korupsi yang tengah dilakukan Polres Belu.
“Kita dukung penyelidikan dugaan korupsi dana Dekranasda Belu yang lagi hangat dibahas dan diberitakan baik media masa maupun media elektronik saat ini,” bilangnya.
Kapolres Belu dan jajarannya sebut Maksi Tahoni, untuk mengusut tuntas kasus ini. Saat ini, menjadi momentum terbaik untuk menunjukkan kinerja Polri yang sesungguhnya.
Kasus ini perlu diungkap secara terang benderang dan siapa saja yang terlibat diseret ke meja hijau.
Masih menurutnya, kasus dugaan korupsi dana Dekranasda jelas merugikan masyarakat Belu. Maka tidak ada tempat bagi pihak-pihak yang menilep uang rakyat.
Pada kesempatan itu, dia meminta Kapolres Belu dan jajarannya untuk tidak gentar dengan perlawanan yang ada, terutama soal perbaikan jalan ke kampung lama Webereliku oleh Polres Belu.
Hal itu hanyalah psy war atau perang psikologi juga bentuk pengalihan isu pokok yakni penyelidikan dugaan korupsi yang melibatkan istri Bupati Belu, Freny Sumantri Taolin.
“Jangan takut dengan psy war dan pengalihan isu hutan lindungyang ditebar,” timpalnya.
Tahoni berharap, dibukanya kasus ini bisa menjadi pintu masuk untuk mengungkap kasus dugaan korupsi yang lebih di Belu. Pihaknya akan terus mengawal penyelidikan yang ada.
Pasalnya, ada beberapa kasus dugaan korupsi yang ditangani aparat penegak hukum seperti Polres maupun Kejaksaan hingga kini berjalan ditempat bahkan tidak jelas.
“Kita kawal kasus ini. Soalnya dugaan kasus korupsi seperti TMMD di Leosama juga pembangunan jalan di Nanaet tidak jelas penanganannya,” tutup Maksi.