aktaduma.com, Atambua- Heboh kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Belu Di lesepu soal bantuan 7,5 juta, tim paket Sehati diduga bohong lagi.Ketua Partai Golkar, Yohanes Jefri Nahak menyampaikan orasi politiknya saat kampanye Paslon dr. Agus Taolin – Yulianus Tai Bere /Anus Koy (AT – AK) yang dihadiri Calon Wakil Bupati AK di Lesepu, Selasa (01/10/2024).
Menanggapi hal tersebut menurut salah satu warga dari Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu yang terpercaya dan akurat dengan data lengkap membeberkan bukti kepada media ini dengan mengatakan, bantuan tersebut dijanjikan kepada masyarakat Kakuluk Mesak pada pemilu 2019/2020 lalu saat itu tim Paket Sehati memerintahkan untuk mengumpulkan data perorangan setiap Desa melalui kordinator desa (kordes) dan kordinator dusun (kordus).
Begini pengakuan salah satu warga Kakuluk Mesak tersebut sambil beberkan bukti dengan puluhan buku tabungan bank NTT dan data seperti surat keterangan usaha, surat keterangan tidak mampu dan data nama-nama secara detail;
Pada saat kampanye Pilkada 2019/2020 untuk paket Sehati, kami ada pertemuan di rumahnya kordes. Pertemuan dengan ibu Sintia dengan pak dokter Valen Parera jadi dalam pertemuan itu, mereka (dokter Valen Parera) bilang bantuan pemerintah untuk kelompok tani.
Bantuan tersebut berupa uang 7,5 juta per kelompok, dalam satu kelompok ada lima orang. Jadi saya tanya bagaimana prosesnya, lalu mereka jawab suru bikin surat keterangan tidak mampu dan surat keterangan usaha.
Jadi kami bilang mau urus sekarang ini kalau kepala desa beda politik jadi kami susah untuk urusan persyaratan tersebut.Jadi mereka sarankan kami untuk urus satu per satu setelah itu kami juga bilang mau bawa kemana terus kami konsultasi dengan pak dokter Valen Parera dan ibu Sintia.
Tiba-tiba ibu Jacklin Luan Laka telepon kalau mau ini dia yang tangani semua mengenai proposal semua itu terima jadi.Jadi kami yang satu kelompok 5 orang ini, bagi 7,5 juta per orangnya 1,5 juta. Rencana kami terima jadi, sehingga dipotong 300 jadi terima per orang 1,2 juta.Setelah itu kami sepakat jika per orangnya terima 1,2 juta karena mereka bilang uang kaget to. Dan kami dibantu Aci Sintia seperti map, kertas jadi kami pi urus di ibu Jacklin Luan Laka punya rumah.
Sementara urus berkas sampai proses selesai sampai urus buku rekening sudah selesai.Satu kali kami pertemuan dengan semua kordus dan kordes di waktu itu logistik nya paket sehati ada di Timor permai jadi pertemuan waktu itu dengan pak dokter Valen Parera dan pak dokter Agus Taolin yang bicara pak dokter Valen Parera.Setelah kami presentasi per dusun mengenai suara untuk mendukung Paket Sehati kala itu, sampai kami mau keluar saya tanya ke pak dokter Valen,” katanya ada informasi uang (7,5 juta) itu sudah cair,” saya bilang begitu lalu pak dokter Valen jawab saya, “sementara pencairan jadi saya pulang.
Setelah itu saya telpon lagi ibu Udis Lengu,” saya bilang ma Udis saya dengar bilang ada mau pencairan ka, lalu ibu Udis bilang dibagian gunung lakaan sana, lalu mereka bilang sementara pembagian 100 kelompok.
Terus saya bilang 100 kelompok ini kenapa tida bagi merata terus ibu Udis sempat jawab sebenarnya pembagian sepuluh-sepuluh kelompok sehingga merata biar masyarakat liat ada gambaran seperti itu. Tapi kami tunggu-tunggu tida ada.
Dikutip dari Rajawalinews, Dalam orasinya ketua Golkar Belu yang akrab disapa Epi Nahak ini menjelaskan isu yang dihembuskan Paslon tertentu terkait janji hibah tanah dan janji bantuan 7,5 juta oleh paket Sehati pada waktu lalu.
Epi Nahak meminta masyarakat di Lesepu, Bandara Haliwen Kelurahan Manumutin Kecamatan Kota Atambua tidak terprovokasi dengan isu – isu yang tidak benar yang gencar dimainkan dalam rangka menyerang Paslon Sehati saat ini.
Soal isu Sehati menjanjikan 7,5 juta, Epi menegaskan bahwa hal itu tidak benar sebab dr. Agus Taolin tidak pernah menjanjikan. Tetapi ada oknum atas nama tim Sehati yang punya inisiatif menjanjikan.
Dia menuturkan bahwa janji tersebut bahkan ditolak dr. Agus Taolin sebab dinilainya hal itu mustahil dan membohongi masyarakat.Dalam proses politik yang berjalan oknum – oknum atas nama Paslon Sehati terus mengembangkan isu bantuan ini hingga menjadi janji palsu.